February 26, 2010
[KORSA News]
[KORSA] Tim Ambulance KORSA saat ini sedang mengantar jenazah korban longsor Ciwidey ke Cimahi yang bernama Alm. Adang. Tim medis KORSA bekerja sama dengan Dinkes dan PMI stay dilokasi longsor dan melakukan pengobatan keliling
Tim KORSA yang saat ini tengah terjun kelapangan berjumlah 13 orang
Tim KORSA yang saat ini tengah terjun kelapangan berjumlah 13 orang
- SDM KORSA: Kholik, Pras,Dudi Sefs
- Medik [koas]: Bagus, s.ked. Intan, s.ked. dan Fariz, s.ked.
- Medik [FK UNPAD] : Dani, Nannash, Ayu, Arya, dan Hamda
- dan jurnalis Salman Media: Danar
Buka mata, buka hati, saatnya beraksi... jangan hanya sekedar basa-basi
Assalamu alaikum wr.wb.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
Kawan, Jawa Barat sepertinya masih belum berhenti menghadapi cobaan. Ketika penanganan gempa di Jabar selatan memasuki fase rehabilitasi, hujan deras yang mengguyur Jabar menyebabkan banjir di mana-mana. Sebut saja Baleendah, Rancaekek, dan Samarang Garut.
Belum selesai itu semua, terjadi longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Ciwidey, Kab. Bandung pada hari Selasa, 24 Februari 2010. Longsor yang terjadi pukul 9 pagi baru diketahui informasinya siang hari. Hal ini disebabkan lokasi longsor yang sangat jauh dari jalan raya dan terputusnya seluruh jalur komunikasi.
Berikut ini data-data yang bisa saya sampaikan:
1. Bangunan fisik yang tertimbun longsor:
- 21 rumah penduduk
- 1 koperasi
- 1 GOR
- 1 pabrik teh
- 1 masjid
2. Korban yang diperkirakan hilang 43 orang. Hingga Rabu malam, jenazah yang telah ditemukan sebanyak 18 jenazah
3. Jarak lokasi longsor dari jalan raya terdekat (Pasir Jambu) sekitar 30 km dengan kondisi jalan berbatu dan sempit.
4. Korban selamat telah dievakuasi dan tersebar ke beberapa titik
Saat ini, proses SAR dan evakuasi korban masih terus dilakukan oleh berbagai elemen, baik BASARNAS, TNI, Polri, dan relawan NGO. BNPB menyatakan proses tanggap darurat (rescue) ini akan berlangsung selama 7 hari.
KORSA-Rumah Amal Salman ITB telah menjadi bagian tim penanggulangan bencana sejak hari pertama kejadian dengan menurunkan:
- 2 orang Tim Reaksi Cepat
- 2 orang tim SAR
- 2 orang tim medis (Kedokteran UNPAD)
- 1 unit ambulance Masjid Salman ITB
Pada hari ini (Jumat, 26 Februari 2010) KORSA akan mengirimkan 1 tim lagi dengan komposisi berikut:
- 1 orang ketua tim
- 9 orang tim medis (Kedokteran UNPAD)
- 1 orang jurnalis (Salman Films)
Selama fase tanggap darurat, KORSA-Rumah Amal Salman ITB mengambil peran sebagai tim medik untuk seluruh tim SAR dengan pusat gerakan di posko yang berada di titik kejadian. Selain itu, ambulance Salman ITB diberdayakan seoptimal mungkin untuk proses evakuasi jenazah ke rumah keluarga masing-masing. Hingga saat ini, KORSA-Rumah Amal Salman ITB telah mengantar empat jenazah (berita terkait dapat dibaca di harian umum Pikiran Rakyat hari Kamis 25 Februari 2010).
Selain untuk bencana longsor di Ciwidey, KORSA pun telah mengirim Tim Reaksi Cepat ke Samarang, Garut yang terkena banjir lumpur. Tidak ada korban jiwa, tapi jumlah pengungsi mencapai 1000 orang. Data kondisi akan saya sampaikan kemudian.
Kawan-kawan yang siap membantu secara finansial dapat mengirimkan bantuan melalui rekening infak Rumah Amal Salman ITB berikut:
- Bank Muamalat (102-000-1115)
- Bank BNI 46 (002-8683-291)
- Bank Mandiri (131-000-471- 0887)
- Bank Syariah Mandiri (007-0192-638)
- Bank Bukopin Syariah (8800-141-045)
- Bank BTPN Syariah (601-1001-260)
- Bank BTN Syariah (702-1000-148)
- Bank BCA (777-0857-605)
Insya Allah bantuan yang disampaikan melalui Rumah Amal Salman ITB akan dipergunakan untuk berbagai Gerakan Aksi Kemanusiaan dan menunjang operasional gerakan KORSA.
Terima kasih atas perhatian kawan-kawan.
"...dari medan kata-kata menuju medan amal juang yang nyata"
Ikhlas - Cerdas - Tangkas
Wassalamu alaikum wr.wb.
February 24, 2010
Info terkini "Longsor di Ciwidey"
[KORSA] update:
- jenazah yang ditemukan: selasa 10 orang, rabu pagi 7 orang. Luka berat 2 orang.
- Bangunan tertimbun, 21 rumah, 1 pabrik teh, 1 GOR, 1 koperasi.
- Pencarian korban masih dilakukan oleh berbagai elemen.
- KORSA Rumal Amal ITB saat ini telah mengantarkan 2 jenazah ke Ciwidey dan Gambung.
- Relawan KORSA yang turun: 3 org rescue, 2 medic,dan 1 orang extreem driver
February 23, 2010
Longsor di Ciwidey Timbun 60 Orang
Selasa, 23 Februari 2010 16:14 WIB
Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
westjavalive.com
Bandung, (tvOne)
Bencana tanah longsor terjadi di RW 18, Desa Tenjolaya, Kampung Dewata, Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/2).
Menurut Kapolres Kabupaten Bandung, AKBP Imron Yunus, bencana ini sedikitnya menimbun 60 warga. Empat di antaranya ditemukan tewas yakni tiga orang dewasa dan seorang anak.
Menurut Imron, longsor terjadi menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan Ciwidey sejak semalam. Longsor terjadi di pagi hari saat orang-orang belum berangkat beraktivitas.
Evakuasi hingga kini masih terus dilakukan untuk mencari korban yan tertimbun. Tim SAR menemui kesulitan karena lokasi longsor yang terletak di Perkebunan Teh Dewata cukup berat.
Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
westjavalive.com
Bandung, (tvOne)
Bencana tanah longsor terjadi di RW 18, Desa Tenjolaya, Kampung Dewata, Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/2).
Menurut Kapolres Kabupaten Bandung, AKBP Imron Yunus, bencana ini sedikitnya menimbun 60 warga. Empat di antaranya ditemukan tewas yakni tiga orang dewasa dan seorang anak.
Menurut Imron, longsor terjadi menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan Ciwidey sejak semalam. Longsor terjadi di pagi hari saat orang-orang belum berangkat beraktivitas.
Evakuasi hingga kini masih terus dilakukan untuk mencari korban yan tertimbun. Tim SAR menemui kesulitan karena lokasi longsor yang terletak di Perkebunan Teh Dewata cukup berat.
Sumber: http://nusantara.tvone.co.id/berita/view/33565/2010/02/23/longsor_di_ciwidey_timbun_60_orang/
Bantuan melalui KORSA dapat disalurkan melalui
No. Rekening Infak Rumah Amal Salman ITB:
1. Bank Muamalat ( 102-000-11115 )
2. Bank BNI 46 ( 002-8683-291 )
4. Bank Bukopin Syariah ( 8800-141-045 )
5. BCA ( 777-0857-605 )
February 20, 2010
Banjir kembali melanda kawasan Bandung
Hujan lebat yang mengguyur Bandung beberapa hari terakhir membuat sungai Citarik meluap dan membanjiri kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Warga yang rumahnya tergenang mulai merasa tidak nyaman. Walaupun dalam 24 jam air setinggi 2 meter itu surut, lumpur sisa banjir membuat warga mengalami gatal-gatal, kutu air, batuk-batuk dan penyakit lainnya.
Sebagai aksi cepat tanggap terhadap bencana ini, pada hari Sabtu, 6 Februari 2010 Korps Relawan Salman ITB (KORSA) terjun ke lokasi. KORSA menggelar pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis sejak pukul 09.00 - 15.00 WIB di Madrasah Masjid Agung Rancaekek. Lebih dari 100 warga hadir di pos KORSA. Mereka mengaku merasa terbantu dengan adanya program ini.
Acara ini adalah bagian dari program Ayo Sehat! yang dicanangkan KORSA. Pelaksanaannya dilakukan lewat kerjasama dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNPAD. Rencananya, kegiatan ini akan dilaksanakan rutin setiap bulan di daerah-daerah rawan bencana, kumuh, dan jauh dari lokasi rumah sakit atau puskesmas.[muhsin]
Sebagai aksi cepat tanggap terhadap bencana ini, pada hari Sabtu, 6 Februari 2010 Korps Relawan Salman ITB (KORSA) terjun ke lokasi. KORSA menggelar pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis sejak pukul 09.00 - 15.00 WIB di Madrasah Masjid Agung Rancaekek. Lebih dari 100 warga hadir di pos KORSA. Mereka mengaku merasa terbantu dengan adanya program ini.
Acara ini adalah bagian dari program Ayo Sehat! yang dicanangkan KORSA. Pelaksanaannya dilakukan lewat kerjasama dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNPAD. Rencananya, kegiatan ini akan dilaksanakan rutin setiap bulan di daerah-daerah rawan bencana, kumuh, dan jauh dari lokasi rumah sakit atau puskesmas.[muhsin]
February 8, 2010
February 2, 2010
Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD)
Latar Belakang
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat
Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam
atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui
oleh masyarakat Indonesia.
Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.
Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian
bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-
benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa
dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)
Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway -
Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat
Algortima Dasar PPGD
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.Cek kesadaran pasien
a.Lakukan dengan metode AVPU
b.A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital)
e.U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans
(118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar
dada terlihat
7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar
dengan bahu pasien
8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
a.Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
b.Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel
http://z.about.com/f/p/440/graphics/images/en/18158.jpg
Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a.Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
http://home.utah.edu/~mda9899/Image25b.gif
b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
http://home.utah.edu/~mda9899/Image25a.gif
c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b.Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
http://home.utah.edu/~mda9899/Image23.gif
c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.
http://home.utah.edu/~mda9899/Image24.gif
Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah) 15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah) 16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik. http://home.utah.edu/~mda9899/Image15.gif 17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung http://blogs.edweek.org/edweek/thisweekineducation/upload/2007/07/does_the_pulse_need_cpr/no%20pulse.jpg 18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17. 19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat) c.Bantuan sudah datang d.Teraba denyut nadi karotis 20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien : a.Denyut nadi >100 kali per menit
b.Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung
http://www.medtrng.com/cls2000a/fig11-1.gif
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.
Nafas Bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien
5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
http://home.utah.edu/~mda9899/Image13.gif
6.Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)
7.Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)
8.Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal
Nafas Buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang )
Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)
Prosedur pijat jantung :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)
http://home.utah.edu/~mda9899/Image19a.gif
3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar
http://home.utah.edu/~mda9899/Image19b.gif
4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)
5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)
http://home.utah.edu/~mda9899/Image18.gif
6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas)
7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
Satu Dua Tiga EmpatSATU
Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM
8. Prinsip pijat jantung adalah :
a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1.Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien
2.Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3.Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.
Penutup
Sekian tulisan ini penulis buat, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dapat di alamatkan ke email.etja@gmail.com Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan terutama untuk penulis sendiri
Acknowledgements
Gambar-gambar yang digunakan pada tulisan ini didapat dari situs :
http://home.utah.edu/~mda9899/cprpics.html
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
http://z.about.com/f/p/440/graphics/images/en/18158.jpg
http://www.medtrng.com/cls2000a/fig11-1.gif
Penulis mengucapkan terimakasih atas segala ilmu yang diberikan oleh seluruh co-instructor PPGD FK UNAIR, bagian anaesthesiologi dan reanimasi RSUD Dr.Soetomo
sumber: http://catatanetja.wordpress.com/2007/12/26/pertolongan-pertama-pada-gawat-darurat-ppgd/
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat
Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam
atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui
oleh masyarakat Indonesia.
Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.
Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian
bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-
benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa
dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)
Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway -
Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus
sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat
Algortima Dasar PPGD
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4.Cek kesadaran pasien
a.Lakukan dengan metode AVPU
b.A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P
d.P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital)
e.U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans
(118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar
dada terlihat
7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar
dengan bahu pasien
8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher
9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)
a.Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.
b.Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel
http://z.about.com/f/p/440/graphics/images/en/18158.jpg
Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?
Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a.Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
http://home.utah.edu/~mda9899/Image25b.gif
b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
http://home.utah.edu/~mda9899/Image25a.gif
c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b.Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.
http://home.utah.edu/~mda9899/Image23.gif
c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.
http://home.utah.edu/~mda9899/Image24.gif
Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail tentang nafas bantuan dibawah) 15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang nafas buatan dibawah) 16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10 detik. http://home.utah.edu/~mda9899/Image15.gif 17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E , figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat jantung http://blogs.edweek.org/edweek/thisweekineducation/upload/2007/07/does_the_pulse_need_cpr/no%20pulse.jpg 18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak teraba ulangi poin nomer 17. 19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat) c.Bantuan sudah datang d.Teraba denyut nadi karotis 20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock pada pasien : a.Denyut nadi >100 kali per menit
b.Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung
http://www.medtrng.com/cls2000a/fig11-1.gif
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.
Nafas Bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
Prosedurnya :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien
5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
http://home.utah.edu/~mda9899/Image13.gif
6.Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)
7.Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)
8.Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal
Nafas Buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang )
Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)
Prosedur pijat jantung :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)
http://home.utah.edu/~mda9899/Image19a.gif
3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar
http://home.utah.edu/~mda9899/Image19b.gif
4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)
5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)
http://home.utah.edu/~mda9899/Image18.gif
6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal (seperti gambar kanan atas)
7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
Satu Dua Tiga EmpatSATU
Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM
8. Prinsip pijat jantung adalah :
a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :
1.Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien
2.Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3.Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.
Penutup
Sekian tulisan ini penulis buat, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dapat di alamatkan ke email.etja@gmail.com Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan terutama untuk penulis sendiri
Acknowledgements
Gambar-gambar yang digunakan pada tulisan ini didapat dari situs :
http://home.utah.edu/~mda9899/cprpics.html
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt.jpg
http://www.toadspad.net/ems/graphics/cpr-head-tilt2.gif
http://z.about.com/f/p/440/graphics/images/en/18158.jpg
http://www.medtrng.com/cls2000a/fig11-1.gif
Penulis mengucapkan terimakasih atas segala ilmu yang diberikan oleh seluruh co-instructor PPGD FK UNAIR, bagian anaesthesiologi dan reanimasi RSUD Dr.Soetomo
sumber: http://catatanetja.wordpress.com/2007/12/26/pertolongan-pertama-pada-gawat-darurat-ppgd/
Subscribe to:
Posts (Atom)